Amerika Serikat menemukan dugaan serangan siber China berupa malware berbahaya, yang ditujukan untuk mengganggu sistem operasi militer Negeri Paman Sam.
Serangan malware ini pertama kali diketahui pada Mei lalu, setelah Microsoft mengidentifikasi kode berbahaya dalam perangkat lunak telekomunikasi di Pangkalan Angkatan Udara Andersen di Guam.

Laporan New York Times menyebut temuan awal malware di Guam berkaitan dengan grup peretasan yang disponsori China, yang diberi nama Volt Typhoon.

Menurut penyelidikan, serangan malware seperti “bom waktu” ini bisa memberi China kemampuan untuk mengganggu atau memperlambat pengerahan militer AS. Gangguan itu bisa dilakukan melalui malware dengan memutus aliran listrik, air, dan komunikasi ke pangkalan militer.

Sejauh ini penyelidikan juga menemukan upaya China diduga jauh lebih luas untuk menyerang fasilitas AS di dalam dan luar negeri.

By Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *